Showing posts with label Seni Budaya. Show all posts
Showing posts with label Seni Budaya. Show all posts

MODIFIKASI TARI KANDAGAN (Pengertian Modifikasi Tari, Unsur Penunjang Modifikasi Tari, Modifikasi Tari Kandagan Berdasarkan Hitungan)

Assalamualaikum Sahabat! Apa kabar? Pada kesempatan kali ini kami masih membahas tentang tari. Akan tetapi kali ini pembahasan yang kita ambil agak sedikit mendalami berupa pengembangan. Judul yang kami ambil dalam pembahasan kali ini adalah Modifikasi Tari Kandagan. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa subbagian yang kami bahas yaitu, Pengertian Modifikasi Tari, Unsur Penunjang Modifikasi Tari, Modifikasi Tari Kandagan Berdasarkan Hitungan. Langsung saja mari kita menuju ke pembahasan di bawah ini. Selamat membaca! 

www.pandaibelajar.com


MODIFIKASI TARI KANDAGAN BERDASARKAN HITUNGAN

Modifikasi karya tari ditunjang oleh beberapa unsur salah satu penunjang paling utama yaitu kreatifitas. Kratifitas adalah hal dialami yang memberikan kesan tertentu kepada pribadi dan merupakan modal dasar dalam menggarap sebuah karya tari atau memodifikasi karya tari yang sudah ada. Pengalaman tersebut dapat berupa hasil dari menonton pertunjukan yang menggunakan berbagai macam lambang, simbol, dan tanda. Hal itu adalah informasi berharga sebagai alat untuk berekspresi dalam mengembangkan kreatifitas seseorang. Ekspesi yang terdapat pada pikiran pribadi tersebut dapat diungkapkan melalui sebuah tarian yang dapat dimodifikasi sesuai dengan selera dan kebutuhan. Ekspresi dituangkan melalui hasil pengalaman dalam melihat, merasakan, menghayalkan, yang muaranya pada pemodifikasian suatu karya tari. Gabungan keseluruhan unsur tersebut diekspresikan melalui gerakan, karena dalam tari geraklah yang menjadi hal utama. Maka gerakan-gerakan itulah yang harus dikembangkan.

Zaman sekarang mencari informasi benar-benar dimudahkan, hal itulah yang perlu dimaksimalkan oleh para pemodifikasi dalam mencari informasi mengenai tari-tarian yang menunjang berlangsungnya modifikasi. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media serta melihat tari-tarian dan mendengarkan iringan tari dari berbagai daerah di Indonesia, hal itu akan melatih pancaindera kita untu lebih peka dalam merasakan, menghayati, dan menghargai karya seni terutama karya tari. Hasilnya maka kita menjadi lebih peka dalam memodifikasi tari, atau mengubah suatu tarian dan menghasilkan pola garapan baru yang lebih baik.

Modifikasi tari dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu, modifikasi tari berdasarkan hitungan, modifikasi tari berdasarkan iringan tari, atau bahkan modifikasi tari berdasarkan pola lantainya. Jelasnya akan dipaparkan di bawah ini.

Modifikasi Tari Kandagan Berdasarkan Hitungan

Tarian yang kami ambil dalam melakukan modifikasi tari berdasarkan hitungan adalah salah satu tari dari Jawa Barat adalah tari Kandagan yang diciptakan oleh  R. Tjetje Somantri. Kandagan berasal dari kata ‘kandaga’ dalam bahasa Sunda, yang artinya adalah tempat perhiasan atau tempat barang berharga dan indah. Maka dari hal tersebut terlihat bahwa tari Kandagan adalah kumpulan gerak-gerak indah dan berharga. Berikut beberapa tokoh tari di Indonesia yang terkenal, karena kepakarannya dalam mencipta tarian yang melegenda. I Mario dari Bali, Gusmiati Suid dari Sumatera Barat, Bagong Kusudiardjo dari Yogya. Tambahan pengetahuan seputar tokoh tari tersebut guna memperkaya pengetahuan mengenai tari-tarian, I Mario adalah pencipta tari Kekebyaran dengan tarinya yang terkenal Tari Terompong. Gusmiati Suid pencipta tari Rantak yang dinamis dari Sumatera Barat. Bagong Kusudiardjo dari Yogyakarta mencipta tari Yapong.
Berikut tahap-tahap gerakan tari Kandagan modifikasi berdasarkan hitungan.

1. GERAK 1
Gerak ini dilakukan dimulai dari gilek, lontang kembar, ukel, sembah. Dilakukan dengan hitungan 1 sampai 8.

2. GERAK 2
Gerak ini dilakukan dimulai dari mengambil soder panjang,  disampirkan di atas pergelangan tangan kiri. Lakukan dengan hitungan 1 sampai 4.

3. GERAK 3
Gerak ini dilakukan dengan engke gigir ke kanan sambil mengayunkan soder sesuai dengan hitungan 5 sampai 8. Ulangi dengan arah yang sebaliknya dengan hitungan 1 sampai 4.

4. GERAK 4
Gerak ini dilakukan dimulai gerak kaki melangkah ditempat sambil mengayunkan soder di tangan  Dilakukan dengan hitungan 1 sampai 8.

5. GERAK 5 DAN 6
Dilakukan dimulai mengayunkan pergelangan tangan kanan dengan hitungan 1 sampai 4 dan gerak obah bahu kanan kiri dengan hitungan 5 sampai 8.

6. GERAK 7 DAN 8
Dinamakan waliwis mandi merupakan gerak meniru burung belibis yang sedang mandi.

PENGEMBANGAN KREATIVITAS TARI (Pengertian Kreativitas Tari, Proses Kreativitas Tari)

Hallo! Assalamualaikum Sahabat! Apa kabar? Pada kesempatan kali ini kami masih membahas tentang tari. Akan tetapi kali ini pembahasan yang kita ambil agak sedikit mendalami berupa pengembangan. Judul yang kami ambil dalam pembahasan kali ini adalah Pengembangan Kreativitas Tari. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa subbagian yang kami bahas yaitu, Pengertian Kreativitas Tari, Proses Kreativitas Tari, Tahapan Pengembangan Kreativitas Tari. Langsung saja mari kita menuju ke pembahasan di bawah ini. Selamat membaca! 

www.pandaibelajar.com

A. PENGERTIAN KREATIVITAS TARI

Kata kreatif merupakan sebuah padanan kata yang mungkin sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kata kreatif tersebut sering berkaitan ataupun sengaja dikaitkan dengan pembuatan suatu karya seni. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Kreatif berarti mmemiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan. Bersifat atau mengandung daya cipta. 

Kata kreatif ini sering digunakan sebagai jalan menuju objek berupa karya seni yang diciptakan. Tari merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan suatu objek kreativitas karya seni. Dalam menyusun suatu karya seni memang sudah pasti dibutuhkan daya kreativitas yang tinggi. Menyusun karya seni dapat menggunakan perbendaharaan seseorang terhadap gerak tradisi yang sudah ada sebelumnya atau bersumber dari gerak yang dikembangkan kembali dan belum terpola sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan eksplorasi gerakan yang mendalam, melakukan improvisasi gerakan tari dan komposisi gerak tari yang disusun sedemikian rupa yang membuat gerakan tari yang menarik khalayak ramai. Dalam hal ini, terutama pada saat pembentukan kreatifitas tari,pengalaman dan juga kemampuan seorang kreatif baik kemampuan secara teoritis maupun kemampuan praktek dapat menjadi bekal yang sangat baik dalam menciptakan suatu kreativitas tari yang diimplementasikan menjadi sebuah karya seni yang dihargai.

Menciptakan sesuatu atau suatu karya seni merupakan dorongan seorang kreatif untuk merasakan, menemukan, dan menuangkan serta mengemukakan ide-ide yang ada untuk dikembangkan dan dituangkan dalam sebuah karya seni berupa tarian. Tari atau karya seni apapun pasti tidak akan tercipta dengan sendirinya, melainkan di dalamnya terdapat sebuah proses atau langkah-langkah yang harus ditempuh dengan memiliki daya cipta kreatif yang tinggi dalam menciptakan sebuah tarian yang akan tersebar di khalayak ramai. Proses untuk mencipta atau membuat karya tari ini dimulai dari mencari ide-ide dengan cara survei atau pun dengan melakukan beberapa kegiatan observasi dan juga melalui eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan (komposisi).

 B. PROSES KREATIVITAS TARI

Kreativitas seseorang tentu saja akan sangat berbeda-beda antara satu dan lainnya. Namun sifat kreatif ini dapat dikembangkan melalui latiahan dan juga pendidikan serta pelatihan yang diambil seseorang. Kreatif juga tidak akan muncul begitu saja, kreatif tetap harus melalui proses yang tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara mencoba, melakukan, dan berlatih secara berkala dan terus-menerus atau kontinyu. 

Kreativitas seseorang dapat terlihat dari hasil akhir seseorang tersebut yaitu berupa karya seni. Hasil akhir dari proses panajang kreativitas tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal atau dalam dan juga faktor eksternal atau luars, contohnya seperti faktor lingkungan, sarana dan prasarana, keterampilan di dalam orang tersebut, orisionalitas, dan apresiasi seseorang. 

Proses kreativitas tari dapat dilakukan dan dianjurkan menggunakan tahapan di bawah ini, sebagai berikut.

  • Eksplorasi gerak, yaitu proses atau cara berfikir, imajinasi, merasakan, dan merespon dari suatu objek yang akan seseorang jadikan sebagai bahan karya seni.
  • Improvisasi seseorang, yaitu spontanitas seseorang dalam melakukan gerakan dalam sebuah tarian karena memiliki kebebasan dalam gerak dapat dilakuakan mulai gerak yang sederhana kemudian dikembangkan secara menyeluruh sehingga apa yang diinginkan tercapai.
  • Komposisi atau penciptaan karya seni yaitu menata, mengatur dan menata bagian-bagian sehingga satu dengan yang lainnya saling menjalin dan berkaitan dengan baik sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan baik. 



KRITIK MUSIK POPULER (Pengertian, Jenis, dan Pendekatan dalam Kritik Musik)

Hai Sahabat! Apa kabar? Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Kritik Musik Populer. Di dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa bagian sub bab yang dikaji yaitu, Pengertian Kritik Musik, Fungsi Kritik Musik, Tujuan Kritik Musik, serta Jenis dan Pendekatan Kritik Musik. Dari pada membingungkan, yuk mari kita langsung saja menuju pembahasan di bawah ini! Semoga bermannfaat dan selamat membaca.

www.pandaibelajar.com


PENGERTIAN KRITIK MUSIK

Kata kritik sendiri berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu, Kritein yang berarti memisahkan dan merinci. Dalam praktiknya orang-orang yang berkompeten dalam bidang kritik musik, orang tersebut melakukan atau membuat pemisahan, perincian, antara nilai yang terkandung dan yang bukan nilai, arti ataupun bukan arti, dan pembandingan antara baik dan buruknya kualitas. Dari pengertian ini, dapat kita ketahui dengan jelas bahwa dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada juga orang yang mengkritik, orang tersebut adalah seorang kritikus. 

Fungsi dari kritik musik ini adalah sebagai berikut.
  • Pengenalan suatu penciptaan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat dalam bidang seni musik.
  • Jembata yang menghubungkan antara pencipta, penyaji, dan juga para pendengarnya.
  • Menjadi bahan evaluasi diri bagi pencipta dan juga penyaji musik yang bersangkutan.
  • Pengembangan mutu karya musik.
Tujuan Kritik Musik
  • Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik tersebut.
  • Apresiasi terhadap karya musik tersebut.
  • Pengembangan mutu dalam berkarya seni musik.
JENIS DAN PENDEKATAN KRITIK MUSIK POPULER 

1. Kritik Jurnalistik 

Dalam hal ini, kritik yang dimuat adalah kritik yang berisi kandungan aspek pemberitaan. Tujuan dari kritik musik ini adalah memberikan berbagai informasi tentang peristiwa musik, baik dalam hal pertunjukan musik maupun rekaman. Dalam kritik jenis ini biasanya ditulis secara singkat, padat, jelas, dan dapat memuaskan pembacanya karena kritik ini diperuntukan dalam keperluan surat kabar atau majalah. 

2. Kritik Pedagogik

Kritik jenis ini diterapkan oleh seorang pengajar kesenian dalam hal ini yaitu dalam bidang seni musik dalam suatu lembaga pendidikan yang sah. Tujuan dari kritik ini adalah untuk membangun minat dan bakat. serta menggali potensi peserta didik.

3. Kritik Ilmiah

Kritik jenis ini berkembang di kalangan akademisi dengan menggunakan metodologi penelitian ilmiah, kritik ini dilakukan dengan cara pengkajian secara meluas, mendalam,dan juga sistematik. Kritik jenis ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan juga estetis.

4. Kritik Populer

Kritik ini disampaikan oleh kritikus yang dengan setia menekuni suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni sejak awal dan kritik ini bukan berdasarkan pada tepat atau tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan. Pendekatan dalam kritik jenis ini terbagi menjadi tiga yaitu, sebagai berikut.
  • FormalistikPendekatan jenis ini beranggapan bahwa kehidupan seni terutama seni musik populer memiliki kehidupannya tersendiri, dengan kata lain pendekatan jenis ini beranggapan bahwa seni musik populer tidak berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Kriteria yang digunakan dalam kritik jenis ini adalah suatu tatanan yang terpadu atau integratif antara unsur formal yaitu bunyi dengan mengindari unsur estetis yang tidak relevan atau tidak sejalan dengan pendekatan jenis ini.
  • InstrumentalistikPendekatan ini beranggapan bahwa suatu karya seni musik sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mengembangkan tujuan-tujuan tertentu yang penting contohnya seperti moral, psikologi, dan politik. Dalam pendekatan jenis ini, suatu karya dianggap sebagai suatu sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditargetkan sebelumnya.
  • EkspresivistikPendekatan kritik seni musik populer jenis ini beranggapan bahwa karya seni musik adalah sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan oleh penggubahnya sendiri. Jadi dalam hal ini, suatu karya seni berupa musik di sini diposisikan sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi. Kritik ini biasanya berdasar pada pengalaman nyata pencitanya.    





SENI RUPA MODERN (Jenis-jenis Seni Rupa Modern)

Hallo, Assalamualaikum Sahabat! Apa kabar? Semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kita. Aamiin. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Seni Rupa Modern dengan disertai pembahasan Jenis-jenis Seni rupa Modern. Materi yang dibahas lainnya adalah Seni Pop, Seni Optik, Seni Konseptual, dan Seni Kontemporer. Langsung saja kita menuju pembahasan di bawah ini. Mohon baca dengan seksama1 Semoga bermanfaat!

www.pandaibelajar.com


SENI RUPA MODERN

Pada dasarnya seni rupa berkonsep modernisme atau pengaruh modern ini muncul karena kelanjutan dari gejala perkembangan seni rupa dengan konsep sebelumnya yaitu seni rupa pramodern, dan merupakan salah satu aspek dari perkembangan budaya secara menyeluruh. Pada masa ini para ilmuan-ilmuan dengan kecerdasan dan temuannya bermunculan, sehingga muncullah zaman modern yaitu zaman yang dikuasai oleh ilmu pengetehauan dan teknologi. Dari situlah mulai mendorong terbentuknya seni rupa modern dengan perkembang yang semakin lama semakin pesat. Pada zaman ini pula seniman-seniman besar bermunculan disertai dengan karya-karyanyayang besar dan fenomenal yang dikenang hingga sekarang. 

Jenis-jenis Seni Rupa Modern 

1. Seni Pop

Budaya pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan juga kondisi sosial dan ekonomi pada masyarakat modern pada pertengahan tahun kurang ebih 1950-an. Pada era ini pengangguran konsumerisme sudang hilang ditandai juga dengan meningkatnya kesejahteraan sosial di masyarakat, berubahnya pandangan sosial, dan kesejahteraan yang lebih baik pada kaum muda, serta juga tingginya kepekaan dan pengalaman masarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.  

Pop Art adalah produk dari sistem perekonomian kapitalis,  dalam hal tersbut segala hal dalam kehidupan ini termasuk hal-hal yang berada dalam realitas simbolisme didaya upayakan agar menjadi kooditi yang bisa dijual ke pasaran luas dan tersebar. Oleh karena hal tersebut, seni pop art ini lahir dari logika produk kesenian dan atas dasar logika pasar, bukan logika artistik yang menonjol. Dengan demikian, dalam dunia pop art yang berkembang pesat pada saat itu, eksistensi dari sang pencipta tidak terlalu penting bagi para konsumen penikmat seni pop art pada zamannya, yang lebih diperlukan dalam hal ini adalah produknya yang bisa dikemas sebagai komoditi utama dan dapat diterma dengan baik serta dapat dijual ke pasar luas. Kecuali jika sosok seniman itu juga merupakan komoditi yang bisa dijual dan berterima dikalangan masyarakat modern pada saat itu.  dengan demikian maka semakin besar liputan media yang dia (pencipta karyaseni pop art) peroleh semakin laris karya-karyanya yang beredar di pasaran luas. Pada zaman ini muncullah seniman-seniman yang terpandang baik seperti, Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan lain-lain. 

Maka kesimpulan dari pengertian pop art itu sendiri adalah suatu aktivitas produktif yang dilakukan oleh para seniman kreatif yang menggunakan pemberian kesan populersebagai hasil dari revolusi industri ekaligus pemanfaatan dari hasil revolusi tersebut. 

2. Seni Optik

Ilmu optik pertama kali dipelajari dan digali dengan serius selama bertahun-tahun di laboratorium oleh seorang ahli filsafat dan juga ahli ilmu fisika yang berkebangsaan Inggris bernama Bacon pada tahun 1220-1292, yang mempelajari struktur cahaya dan kaitannya dengan mata manusia dalam kemampuan untuk menangkap warna yang terpancar dari luar. 

Seni optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi dan seni tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi dan juga mengeksplorasi fallibilitas mata manusia. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas seperti geometrik dan pengulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang penuh tipu daya terhadap mata manusia dan mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang dimunculkan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada hue atau juga disebut saturation yang tajam dan tegas. Contoh seniman yang bermunculan pada masa ini adalah Briget Riley, Yvaral, dan Reginal Neal. Seniman ini lebih banyak mengolah garis yang memberikan efek after image sebagai vibrasi kilauan pada mata. 

3. Seni Konseptual

Istilah konseptual merupakan sinonim dari idea art, conseptus dalam bahasa Latin berarti pikiran, gagasan, atau juga ide di dalamnya. Istilah ini muncul pertama kali pada yahun 1960 yang dikemukakan oleh Keinholz dan Herru Flint yang berasal dari California. Jadi konseptual adalah sesuatu yang berkaitan dengan konsep. Konsep atau ide adalah hal yang penting dalam penciptaan seni. 

Seni konseptual ini mendapat kritikan dan sangat kontroversial karena lahirnya seni konseptual ini membalikkan fakta dan segala kemapanan dalam seni yaitu nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni, dan lain sebagainya. Para seniman yang bermunculan dengan seni konseptualnya menggunakan semiotika, feminisme dan budaya populer dalam berkarya, sehingga sangat berbeda, aneh, dan juga berlainan sekali dengan karya-karya seni konvensional yang beredar saat itu. Karena itu konseptualisme akhirnya menjadi paham pemikiran yang memayungi bentuk-bentuk seni yang tidak berwujud piktorial dan skulptural seperti Body Art, Eart Art, Vidoe Art, Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain sebagainya. Sejak kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni secara fisik mulai kabur, sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.

4. Seni Kontemporer 

Menurut teoretikus yang berkebangsaan Jerman yang bernama Udo Kulterman, menurut dirinya pengertian kontemporer dekat dengan paham posmodern dalam arsitektur, paham baru ini menentang kerasionalan modernisme yang dingin dan berpihak pada simbolisme instingtif. Dalam terori yang bermunculan lebih baru tercatat prinsip pluralisme yang terbanyak mendasari pengertian kontemporer pada masa sekarang ini. 

Dari berbagai keterangan yang ada, maka dapat ditentukan adanya dua paradigma pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer. Pertama, kelompok yang mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental dari dalam diri senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya. Scruton melihat kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam penilaian estetik dalam sebuah karya seni.

Teknik Dasar Akting Teater

Assalamualaikum Sahabat! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Teknik Dasar Akting Teater. Materi yang akan dibahas dalam pembahasan kali ini yaitu, Olah Suara, Olah Tubuh, Latihan Kelenturan, Latihan Pemerdekaan Seluruh Tubuh, Teknik Melompat, Teknik Bernapas, Teknik Berlari, dan Teknik Berjalan. Langsung saja kita menuju pembahasan di bawah ini! Semoga bermanfaat dan selamat membaca! 

www.pandaibelajar.com


1. Aktor dengan Suara dan Tubuhnya

Lewat perantara suara dan olahan tubuhnyalah para aktor dan aktris dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan modal hal-hal tersebut. seorang aktor dan aktris harus mampu meyakini orang-orang awam yang menyaksikan dan menyimak cerita yang dibawakannya. Cerita yang disajikan oleh aktor atau aktris haruslah berisi hal menarik para penyimaknya melalui cara penyampaian yang baik, dengan demikian penyimak dapat mengerti pesan apa yang hendak disampaikan oleh aktor atau aktris. 

Bagi seorang aktor dan aktris teater, suara dan fisik yang prima menjadi syarat yang mutlak harus dipenuhi. Seorang aktor dan aktris dalam teater tidak perlu bersuara merdu bagaikan biduan dan vokalis terkenal dan berbadan bak seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Semua syarat menjadi seorang aktor dan aktris teater hanyalah suara dan fisik yang siap secara mutlak dan prima, serta sesuai kebutuhan yang akan dibutuhkan di teater. Akan tetapi, aktor dan aktris teater juga dituntut untuk dapat melenturkan suaranya dan melenturkan tubuhnya, keluwesan dalam bergerak, kemampuan untuk berpasif secara fisik dengan seluruh tubuhnya, dan juga didukung dengan kesanggupan serta kemampuan untuk bersikap tak melawan gerak tubuh dan berbagai sikap lainnya yang dapat diciptakan dengan baik oleh aktor maupun aktris.

2. Olah Suara

Suara dari seorang aktor dan aktris teater sangatlah berperan vital dalam keberlangsungan pertunjukan teater, karena dengan suara dari aktor dan aktris yang bermainlah semua pesan yang hendak disampaikan berupa alur cerita akan tersampaikan dengan baik kepada seluruh penonton yang menyaksikan pertunjukkan tersebut. Dengan demikian pemain teater harus melatih beberapa hal yang berkaitan dengan olah suara yaitu, sebagai berikut.
  1. Kejelasan dalam pengucapan naskah. Latihan dilakukan oleh dua orang dengan membaca naskah dengan berbagai jenis tempo, seperti cepat atau lambatnya bacaan dan kejelasan dalam melafalkan kata demi kata.
  2. Tekanan pada ucapan. Latihan yang dilakukan untuk melatih tekanan pada ucapan ini adatiga jenis yaitu, tekanan dinamik adalah keras pelannya suatu ucapan, yang kedua adalah tekanan tempo yaitu cepat atau lambatnya ucapan, yang ketiga tekanan nada yaitu lagu daripada ucapan.
  3. Kerasnya ucapan. Latihannya dapat dilakukan dengan cara menggumam, berteriak secara bertahap, dan mengucapkan kata atau kalimat tertentu dengan jarak 10 meter atau 20 meter terhadap pendengarnya. 
3. Olah Tubuh

Bentuk dari tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan berjalan merupakan suatu hal yang memperlihatkan kepribadian diri kita seutuhnya. Motivasi dari dalam diri kita untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Cara melatih pada bagian olah tubuh adalah proses pemerdekaan dari tubuh kita sendiri dengan latihan tulang punggung, kelenturan tulang, tulang leher, dan pemerdekaan otot-otot tubuh agar tidak bermasalah saat pementasan atau pada saat latihan.

4. Latihan Kepala dan Leher

Cara atau tahap-tahap dalam melakukan latihan ini adalah sebagai berikut.
  1. Jatuhkan seluruh bobot dari kepala ke depan lalu gerakan atau aynkan dari sisi satu ke sisi lainnya. 
  2. Lalu tahap selanjutnya, jatuhkan bobot kepala ke kanan dan ayunkan ke arah kiri dengan bagian depan melalui punngung.
  3. Lakukan latihan yang sama untuk melatih kelenturan bahu danototnya.
  4. Untuk melatih tangan dan kaki gunakan latihan berupa penarikan pada otot dengan cara rentangan.
5. Latihan Tubuh Bagian Atas     

Cara melakukan latihan tubuh bagaian atas adalah melakukan dan menetapkan posisi berdiri dengan kedua kaki direnggangkan dengan jarak antara keduanya sekitar 60 sentimeter. Lalu tekukkan lutut sedikit, lalu turunkan bagian seluruh tubuh bagian atas ke bawah dengan posisi di antara kedua kaki yang terbuka. 

6. Latihan Pinggul, Lutut, dan Kaki

  1. Berdiri tegak dan rapatkan kaki. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak.
  2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain julurkan ke depan. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain.
  3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buat berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut. 

7. Berjalan

Latihan berjalan juga sangatlah penting untuk mendukung gerakkan seorang aktor atau seorang aktris dalam latihan ataupun pementasan. Cara melatih gerakan berjalan yang baik dan benar adalah dengan cara  pemerdekaan seluruh bagian tubuh yang terlibat saat berlajan seperti melenturkan tulang leher, melenturkan bahu, melenturkan tulang punggung, dan selalu bersikap tegap, serta beberapa latihan lainnya sebagai pelengkap yang sesuai yang diperankan.

8. Berlari 

Berlari juga merupakan salah satu penunjang dalam pementasan teater saat aktor atau aktris beraksi di atas panggung. Cara melatihnya adalah dengan cara melakukan latihan berupa lari-lari kecil di pagi hari sekitar 15 menit supaya napas akan terbentuk baik dan kuat saat dalam pementasan untuk melakukan aksi. Ada juga cara lain untuk melatih teknik berlari dan bernapas ini adalah posisi start berdiri tegak dan tarik napas dalam, lalu hembuskan napas sambil berlari sekitar 7 s.d. 10 meteran lalu ketika sampai akhir, hembuskan napas dengan berteriak sekeras mungkin. 

9. Melompat

Cara untuk melatih lompatan adalah dengan cara latihan melompat itu sendiri, contohnya kita berlari menuju suatu lompatan dan saat sampai di lompatan, rasakan tubuh kita dan pantulkan tubuh kita setinggi mungkin. Lakukan latihan tersebut berkali-kali agar mendapatkan hasil lompatan yang maksimal. 

Cara Mempersiapkan Pameran di Sekolah

Hai  Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Semoga Allah Swt senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada kita semua Amiin! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Persiapan Pameran di Sekolah. Pembahasan ini merupakan sambungan dari pembahasan sebelumnya dalam postingan Cara Merancang atau Merencanakan Pameran di Sekolah. Pada pembahasan ini terdapat beberapa bagian yang dibahas yaitu, Persiapan Pameran, Persiapan Memilih Karya, Persiapan dalam Menyiapkan Perlengkapan Pameran. Baiklah mari kita simak pembahasan di bawah ini! Selamat Membaca!

www.pandaibelajar.com


PERSIAPAN PAMERAN DI SEKOLAH

1. Menyiapkan dan Memilih Karya

Pemilihan karya yang akan dipamerkan dalam acara pameran tersebut dilakukan setelah semua karya yang memenuhi kriteria untuk dipamerkan telah terkumpul. Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh siswa dengan didampingi oleh guru. Teknik yang digunakan dalam pemilihan karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas karya yang layak untuk dipamerkan dalam acara pameran yang akan diselenggarakan, jenis karya contohnya seperti pengelompokan antara karya dua dimensi atau tiga dimensi, ukuran karya, dan kriteria lain sesuai ketentuan panitia pada pameran yang akan diselenggarakan. 

Jenis karya yang akan dipamerkan dapat ditentukan satu jenis karya saja atau campuran dari berbagai jenis karya yaitu dua dimensi atau tiga dimensi. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi perlengkapan pameran yang harus di sediakan pada saat pelaksanaan kegiatan atau acara pameran ini beerlangsung. Jika didominasi karya yang dipamerkan adalah karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus menyediakan tempat untuk menggantung karya-karya dua dimensi tersebut. Sebaliknya jika karya yang dipamerkan didominasi oleh karya seni rupa tiga dimensi, maka tempat untuk meletakkan karya tersebut harus mendapat perhatian lebih besar lagi.

2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran
  • Ruang Pameran : Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah bisa menggunakan aula atau ruang kelas tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, dan juga kursi yang ada di dalam kelas tersebut.
  • Meja : Meja dapat digunakan untuk stand penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensi seperti patung atau barang kerajinan lainnya yang berbentuk tiga dimensi.
  • Buku Tamu : Di dalam buku tamu ini berisi bukti tamu yang lengkap dengan keterangan no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan tamu tersebut, hal tersebut dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang yang mengunjungi pameran.
  • Buku Kesan dan Pesan : Buku kesan dan pesan di dalamnya berisi tanggal, tanggapan pribadi pengunjung tentang pameran tersebut, dan identitas seperlunya, hal ini berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran.
  • Panil : Panil ini berfungsi untuk menempelkan karya dua dimensi seperti contohnya lukisan, gambar, dan sebagainya yang tergolong karya seni dua dimensi lainnya. Panil juga dapat digunakan sebagai penyekat dalam ruangan pameran.
  • Poster atau Brosur : Media ini digunakan untuk menginformasikan kegiatan yang ada di dalam pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi kepada khalayak sebagai sasaran pengunjung.
  • Katalog : Katalog ini berisikan identitas seniman dan karya serta kuratorial penyelenggara pameran yang berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal mengenai seniman dan karya seni yang dipamerkannya.
  • Folder : Folder ini berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual membantu guide atau pemandu dalam pameran untuk menjelaskan kepada pengunjung pameran tentang karya tersebut.
  • Lampu Penerangan : Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan dalam pameran. Lampu ini dipasang di setiap papan pamer atau panil atau juga bisa di plafon.
  • Sound SystesmSound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik instrumental yang biasanya berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika mengapresiasi karya yang dipamerkan dalam pameran tersebut.

Cara Merancang atau Merencanakan Pameran di Sekolah

Hallo Assalamualaikum Sahabat PandaiBelajar! Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Penyelenggaraan Pameran di dalam pembahasan kali ini terdapat bagian Menentukan Tujuan, Menentukan Tema, Menyusun Kepanitiaan, Menentukan Waktu dan Tempat, Menyusun Agenda Kegiatan. Langsung saja mari kita baca dengan seksama mengenai Cara Merancang atau Merencanakan Pameran di Sekolah. Semoga bermanfaat! 

www.pandaibelajar.com


MERENCANAKAN PAMERAN

Tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaraan pameran yaitu, sebagai berikut. 

A. Menentukan Tujuan

Langkah awal yang harus diperhatikan dan sangat penting keberadaannya dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut diselenggarakan. Penyelenggaraan atau pelaksanaan pameran bisa saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial, atau ditujukan untuk bantuan kemanusiaan. 

B.  Menentukan Tema Pameran

Tema pameran merupakan langkah kedua atau selanjutnya setelah ditentukannya tujuan pameran dan telah dirumuskan. Penentuan tema dalam penyelenggaraan pameran ini berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai oleh penyelenggara pameran ini, dengan adanya tema tersebut dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan, sehingga saat penyelenggaraan tidak akan keluar dari jalur. 

C. Menyusun Kepanitian

Untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan penyelenggaraan sebuah pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi sekolah atau wilayah diselenggarakannya pameran tersebut. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi, seperti berikut ini.
  1. Ketua : Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan sebuah pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua sudah seharusnya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dengan baik dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak, yang terlibat mendukung kegiatan pameran demi kelangsungan dan kelancaran penyelenggaraan pameran.
  2. Wakil Ketua : Tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara pameran dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti dalam melaksanakan tugas seorang ketua, apabila ketua berhalangan dengan berbagai alasan yang logis. Sebagai seorang wakil ketua yang baik, sudah seharusnya memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakankepadanya.
  3. Sekretaris : Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi di antaranya menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, tugas sekretaris lainnya yaitu bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.
  4. Bendahara : Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran.
  5. Seksi Kesekretariatan : Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai seutuhnya.
  6. Seksi Usaha : Seksi ini berkewajiban untuk membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk menutupi biaya pameran atau mendanai pameran tersebut.
  7. Seksi Publikasi dan Dokumentasi : Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai benar-benar berakhir.
  8. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang : Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran seperti namanya seksi ini bertugas mengatur tata ruang pameran. Selain bertugas untuk menghias ruang pameran seksi ini juga bertugas untuk mengatur denah dan penempatan karya yang akan dipamerkan.
  9. Seksi Stand : Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur dalam mengarahkan pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruangan pameran.
  10. Seksi Penumpulan dan Seleksi Karya : Seksi ini bertugas untuk mengumpulkan dan menyeleksi karya yang akan dipamerkan. 
  11. Seksi Perlengkapan : Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan berupa alat dan fasilitas lain yang dibutuhkan dan juga digunakan dalam penyelenggaraan pameran.
  12. Seksi Keamanan : Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan. 
  13. Seksi Konsumsi : Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan acara pameran tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian dalam acara pameran.
4. Menetukan Waktu dan Tempat

Penentuan waktu untuk penyelenggaraan acara pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan pada saat dimana tidak ada kegiatan belajar mengajar di kelas hal ini terjadi ketika pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. 

Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan juga ukuran atau luas sekolah, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, yang akan dapat dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar dari sekolah tersebut.

5. Menyusun Agenda Kegiatan

Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua pihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan acara pameran tersebut. Agenda kegiatan sebaiknya disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu yang biasanya dalam bulan, minggu dan juga tanggal. 


Gerak dalam Permainan Musik (Makna Gerak dalam Permainan Musik)

Hallo, Assalamualaikum sahabat PandaiBelajar! Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Gerak dalam Permainan Musik dan Makna Gerak dalam Permainan Musik. Langsung saja mari kita simak pembahasan di bawah ini! 

www.pandaibelajar.com


GERAK DALAM PERMAINAN MUSIK

Gerakan tubuh yang dilakukan musisi atau pemusik dalam pentas seringkali dilakukan seseorang ketika dirinya tampil dalam suatu acara yang diiringi dengan permainan musik yang cukup menggugah. Biasanya, acara-acara seperti itu mengangkat dan menggunakan tema tertentu yang diusung dalam sebuah pentas. Namun, apa pun tema acara yang diusung tersebut, peserta yang hadir dalam acara tersebut yang turut serta dalam acara tersebut akan melibatkan gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari alunan muik tertentu yang dapat dipandang sebagai simbol dalam muik. Bagi para penonton atau para penikmat musik, gerakan-gerakan itu seringkali dihubungkan dengan nilai-nilai estetik dalam masyarakat sekitar, dan biasanya gerakan tersebut diambil dari mana peserta tersebut berasal.

Tubuh akan merespon permainan musik dalam penta yang terdengar melalui gerakan, seperti gerakan tangan, kaki, dan kepala. Dalam permainan musik terebut, gerakan seluruh anggota badan itu dilakukan dengan cara-cara yang berbeda-beda dan dengan cara tertentu yang dipandang sesuai dengan nilai-nilai keindahan dalam masyarakat di dalam itu sendiri. Hal ini dapat dipahami karena gerakan-gerakan tubuh seseorang yang ditimbulkan dari ekspresi diri dari alunan musik dipandang sebagai salah satu pola perilaku manusia yang dipelajari orang tersebut dalam lingkungan masyarakatnya, termasuk dalam lingkungan keluarganya sendiri. 

Gerakan tubuh seseorang atau individu dalam permainan musik tidak hanya menimbulkan atau memperlihatkan nilai-nilai estetik suatu masyarakat di daerah itu, tetapi juga memperlihatkan hubungan antara kesesuaian pola gerakan yang terbentuk dengan alunan musik yang ada, khususnya pada bagian tempo dan irama. Pada bagian ini kita lebih khusus mempelajari pola-pola ragam gerak tangan, kaki, badan, dan kepala yang ditimbulkan oleh individu dalam sebuah pentas pertunjukan musik yang ada pada saat itu. 


Sejarah dan Perkembangan Teater Dunia (Teater Yunani Kuno, Teater Zaman Renaisance Di Inggris, Teater Zaman Renaisance Di Perancis, Commedia Del ‘Arte Di Italia)

Hallo Sahabat PandaiBelajar! Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Sejarah dan Perkembangan Teater Dunia. Pada pembahasan kali ini ada beberapa subbagaian yang akan dijabarkan secara singkat dan telah dirangkum sedemikian rupa agar pembaca lebih cepat dalam memahami materi ini. Bagian-bagian yang dibahas di bawah adalah Teater Yunani Kuno, Teater Zaman Renaisance Di Inggris (tahun. 1500 M – tahun. 1700 M), Teater Zaman Renaisance Di Perancins (tahun. 1500 M – tahun. 1700 M), Commedia Del ‘Arte Di Italia. Mari kita simak dengan seksama pembahasan di bawah ini!

www.pandaibelajar.com


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEATER DUNIA


  Teater seperti halnya yang kita kenal di zaman sekarang ini, berasal dari zaman Yunani kuno atau purba. Pengetahuan tentang semua hal-hal yang berkaitan dengan seni teater bisa dikaji melalui peninggalan arkeologi dan catatan-catatan sejarah pada zaman itu yang sumber sejarahnyanya berasal dari lukisan dinding, dekorasi, artefak, dan hieroglif. Dari peninggalan-peninggalan seperti itulah di situ tergambar tentang adegan perburuan, perubahan musim, siklus hidup, dan cerita tentang persembahan kepada para dewa dewi. Kurang lebih sekitar tahun 600 SM, bangsa Yunani purba melangsungkan upacara-upacara keagamaan, mengadakan festival tari dan nyanyi-nyanyian untuk menghormati dewa Dionysius yaitu, dewa anggur dan dewa kesuburan. Kemudian mereka bangsa Yunani purba tersebut menyelenggarakan sebuah sayembara drama untuk menghormati dewa Dionysius tersebut. 
  Menurut berita tertua yang ada di sana, sayembara seperti hal itu diadakan kurang lebih pada tahun 534 SM di Athena. Orang yang pertamakali memenangkan sayembara drama tersebut bernama Thespis, yaitu seorang aktor dan pengarang tragedi. Nama Thespis inilah yang dilegendakan oleh bangsa Yunani, sehingga sampai  dengan zaman sekarang ini orang-orang menyebut aktor sebagai Thespian.

A. Teater Yunani Kuno
 
  Di zaman Yunani kuno atau Yunani purba, kurang lebih sekitar tahun 534 SM, terdapat tiga bentuk drama yang sudah ada yaitu, yang pertama adalah drama bentuk tragedi atau drama yang menggambarkan kejatuhan sang pahlawan, dikarenakan oleh nasib dan kehendak para dewa dewi, sehingga menimbulkan belas kasihan dan kesan ngeri, kedua adalah bentuk drama komedi yaitu, drama yang mengejek atau menyindir orang-orang yang berkuasa pada saat itu, tentang kesombongan dan kebodohan diri mereka sendiri, dan yang ketiga adalah bentuk drama satyr yaitu, drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter dalam drama bentuk tragedi.
  Tokoh drama tragedi yang sangat terkenal pada saat itu bahkan sampai dengan sekarang ini adalah Aeschylus (525 – 456 SM), Sophocles (496 – 406 SM),dan Euripides (480 – 406 SM). Dan tokoh drama komedi yang terkenal pada zamannya dan sampai sekarang adalah Aristophanes (446 – 386 SM). Beberapa karya-karya dari mereka masih tersimpan dengan baik hingga sekarang. Bahkan karya-karyanya tersebut telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Di antaranya yaitu, sebuah drama berjudul Prometheus Bound (Belenggu Prometheus) karya Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone, karya Sophocles. yang telah diterjemahkan oleh Rendra, sebuah karya yang berjudul Hippolytus karya Euripides dan, Lysistrata, karya Aristophanes yang telah diterjemahkan oleh Rendra. Semua drama ini dibahas oleh Aristoteles dalam salah satu karyanya yang berjudul Poetic.

B. Teater Zaman Renaisance Di Inggris (tahun. 1500 M – tahun. 1700 M)

  Kejayaan karya karya teater pada zaman Yunani kuno atau zaman Yunani purba lahir kembali di zaman Renaissance ini. Di Inggris muncul dramawan-dramawan yang sangat meledak dengan karya-karyanya yang sangat besar. Karya yang paling terkenal hingga pada saat sekarang ini adalah garapan Williams Shakespeare (1564 – 1616). Beberapa karya-karyanya pun telah diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di antaranya yaitu, Romeo & Juliet, Hamlet, Machbeth, Prahara, dan lain sebagainya.

C. Teater Zaman Renaisance Di Perancins (tahun. 1500 M – tahun. 1700 M)

  Bangsa Perancis juga mengambil hikmah dari kejayaan teater pada saat zaman Yunani purba atau juga Yunani kuno. Mereka menamakan semua itu sebagai neo klasik. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah klasik baru. Di mana mereka telah memberi jiwa atau roh baru kepada gaya klasik pada zaman Yunani kuno sebelumnya. Yaitu gaya yang lebih lembut, halus, anggun, dan juga lebih mewah. Di zaman itu muncullah seseorang terkenal yang bernama Moliere (1622 M – 1673 M). Seperti halnya Williams Shakespeare dari Inggris, Moliere juga mengarang dan mementaskan karya-karya seni teaternya sendiri, sekaligus dirinya juga merangkap dan menjadi pemeran utamanya. Beberapa karya yang terkenal dari Moliere pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya yaitu, Si Bakhil, Dokter Gadungan, Akal Bulus Scapin, dan juga lain sebagainya.

D. Commedia Del ‘Arte Di Italia
  
  Commedia Del ‘Arte Di Italia adalah bentuk teater rakyat Italia pada sekitar abad ke enambelas, yang berkembang di luar lingkungan istana kerajaan. Drama ini dipertunjukkan atau dipentaskan di lapangan kota dalam panggung-panggung yang pada saat itu masih sangat sederhana. Berdasarkan pada naskah yang telah dirancang dan ada pada saat itu yang berisi garis besar plot saja, para pelaku yang berpentasnya menggunakan topeng. Percakapan berlangsung secara spontan dan tanpa persiapan sebelumnya, diselingi dengan nyanyian dan tarian yang bersifat sedikit menyindir. Teater rakyat dari Italia tersebut memberi jalan ke arah timbulnya peran-peran pantomim tradisional, seperti Haelequin, Columbine. Ikut sertanya pemain-pemain wanita membuat Commedia Del ‘arte terkesan lebih luwes dan lebih indah.

MENYUSUN DAN MENGANALISIS NASKAH DRAMA TEATER

Hai sahabat PandaiBelajar! Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Proses Menyusun dan Menganalisi Naskah Drama Teater. Dalam pembahasan kali ini yang berjudul Menyusun dan Menganalisis Naskah Drama Teater, ada beberapa bagian yang dibahas yaitu, Menyusun Naskah Drama dan Menganalisis Naskah Drama. Langsung saja menuju pembahasan di bawah ini! 

www.pandaibelajar.com


MENYUSUN DAN MENGANALISI NASKAH DRAMA

A. Menyusun Naskah Drama

  Naskah atau lakon untuk drama dibuat atau disusun oleh seorang penulis naskah yang disebut dengan sastrawan. Penamaan sastrawan adalah julukan yang disematkan kepada seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami atau menginspirasi para insan dalam bidang seni teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan yang indah, dalam hal ini yaitu suatu karya seni teater. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan dalam pertunjukan seni teater. Oleh karena itu, dalam prosesnya ada juga penulis naskah yang dirinya merangkap sebagai sutradara, sebab penulis tersebut atau sastrawan tersebut lebih tahu menahu tentang maksud isi dari naskah atau lakon yang ditulisnya. Ada juga penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam hal menciptakan suatu naskah untuk pementasan, tetapi kurang bagus untuk  menyutradarainya dalam bentuk pertunjukan. Dengan begitu, banyak penulis naskah yang memasrahkan atau menyerahkan karya-karyanya untuk dipentaskan dalam pertunjukan seni teater kepada calon-calon sutradara. Sebaliknya, banyak dramawan yang dirinya hebat sebagai sutradara, tetapi tidak dapat membuat naskah drama. Antara penulis naskah dengan sutradara teater memiliki suatu hubungan erat yaitu hubungan timbal-balik. Antara kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan satu sama lain. Penulis naskah atau sastrawan terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat sasarannya. Sebaliknya, sutradara juga otomatis terangkat namanya dan terkenal dengan suatu karya pertunjukannya.

    Di dalam naskah sebuah drama terdapat gagasan-gagasan utuh dari seorang pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton yang akan menyaksikan pementasan tersebut. Gagasan dari pengarang atau dapat juga disebut ide dari pengarang apabila dirinci terdiri dari suatu kesatuan kecil yaitu, nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang sendiri yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat melalui pementasan tersebut. Nilai-nilai kehidupan yang dismpaikan pengarang tersebut sangat banyak, karena hal itu tidak seluruh nilai dalam kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuat atau disusunnya, akan tetapi hanya beberapa nilai saja yang bisa termuat dalam suatu naskah. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah kesatuan gagasan atau ide pengarang. Gagasan-gagasan atau ide-ide tadi bersatu dan menghasilkan sebuah tema. Dalam sebuah naskah atau lakon dapat terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema saja, misalnya fragmen atau sajian drama yang ceritanya merupakan suatu penggalan dari cerita utuh.

  Di dalam sebuah naskah drama ada tokoh-tokoh cerita atau peran-peran yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut jika dikelompokan yaitu menjadi, sebagai berikut.
  1. Peran utama atau disebut protagonis.
  2. Peran lawan yaitu antagonis.
  3. Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yaitu disebut tritagonis.
  4. Peran pembantu atau peran pendukung.
  Selain terdapat tema, ide, nilai serta tokoh-tokoh cerita, di dalam sebuah naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur dramatik tersebut terdiri dari, suatu bagian pertama yang merupakan sebuah pemaparan atau eksposisi, bagian kedua yang merupakan suatu konflikasi dalam drama, bagian ketiga yaitu konflik, bagian keempat yaitu terdapat klimaks darikonflik yang terjadi, bagian kelima yaitu anti klimaks, dan bagian terakhir adalah keputusan. Di dalam naskah terdapat jenis bahasa yang digunakan, yaitu ada bahasa yang bersifat puitis yaitu bahasa yang menggunakan bahasa puisi dan ada pula yang menggunakan bahasa sehari-hari dalam kehidupan. 

B. Analisis Naskah Drama

  Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia baik pengalaman pribadi, ataupun pengalaman orang lain, atau bahkan pengalaman khayalan semata. Para penonton pertunjukan drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi belaka, bukan realitas yang sebenarnya terjadi atau akan terjadi dikemudian hari. Namun, kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut meluapkan emosinya seperti sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan oleh suatu pementasan drama atau teater. Maka di situlah sebuah keunikan karya sastra drama.
  
Hal-hal yang perlu kamu perhatikan manakala akan membuat naskah.

  1. Pertama, yang harus diperhatikan adalah struktur cerita dalam sebuah naskah. Adegan mana yang akan disimpan di bagian permulaan atau diawal serta adegan mana yang akan disimpan pada bagian akhir dalam cerita di sebuah naskah drama. Hal ini harus dipertimbangkan demi terwujudnya sebuah struktur dramatik yang baik dan menarik.
  2. Kedua, yang harus diperhatikan selanjutnya adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh sebuah cerita yang dibuat. Apakah akan menghadirkan tokoh jahat dengan perangai yang buruk atau juga bisa sebaliknya dilakukan. Selain dari itu, berapa tokoh yang terdapat dalam cerita atau naskah yang akan dibuat atau disajikan. Apakah dalam naskah yang telah dibuat itu hanya ada satu tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang pemain dalam pementasannya nanti. Di samping hal itu, berapa babak drama yang akan dibuat atau disusun. Apakah hanya satu babak yang terdiri dari beberapa adegan? Atau lebih dari satu babak yang sudah tentu harus disesuaikan dengan kemampuan kerja dari sebuah tim pementasan. Terlalu banyak babak otomatis akan menyita waktu lebih lama serta tenaga yang lebih banyak juga. Pertunjukan yang terlalu panjang akan membuat penonton merasa bosan. Selain itu pula, para penonton juga belum tentu siap untuk tetap bertahan mengikuti jalannya pertunjukan sampai pertunjukan tersebut selesai.
  3. Ketiga, yang harus diperhatikan adalah diksi atau bahasa di dalam sebuah naskah drama. Diksi yang dimaksud di sini adalah bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh pemain sebagai salah satu bahasa ungkapan dalam drama tersebut. Apakah akan membuat naskah dengan bahasa puisi? Atau dengan bahasa sehari-hari dalam kehidupan seperti yang digunakan sehari-hari. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas pada bahasa kata per katanya, tetapi dapat juga bahasa visual atau bahasa yang dapat dilihat, bahasa gerak yang dilakukan oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik atau pemain aau tokoh dari pementasan drama itu sendiri. Adapun pertunjukan drama yang baik adalah pertunjukan yang memiliki keseimbangan dalam menggunakan media untuk ungkapan. Dengan demikian di samping tidak menjenuhkan bagi para penonton, juga karya drama tersebut akan terkesan lebih bervariasi.
  4. Keempat, yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah drama adalah ide atau gagasan. Gagasan apa yang ingin penulis atau pengarang sampaikan kepada penonton?
  5. Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan di dalam pementasan tersebut. Ada beberapa jenis perlengkapan dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang digunakan oleh para pemain atau disebut dengan aktor dan aktris dan juga perlengkapan panggung yang biasanya disimpan di atas panggung sebagai pelengkap dalam pertunjukan drama atau biasa juga disebut dengan properti. Perlengkapan yang digunakan oleh pemain lazim disebut dengan sebutan handprop, sedangkan perlengkapan panggung lazim disebut stageprop

MAKNA MUSIK DALAM TARI (Pengertian Musik Tari, Jenis dan Fungsi Musik dalam Tari)

Hallo kawan-kawan semua dan Assalamualaikum kawan-kawan! Semoga Allah Swt senantiasa selalu memberkan rahmat dan karunianya kepada kita yaa. Dalam kesempatan kali ini, kami selaku admin akan membahas tentang Makna Musik dalam Tari. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa bagian yang akan kami bahas yaitu, Pengertian Musik Tari, Jenis Musik dalam Tari, dan Fungsi Musik dalam Tari. Langsung saja kita menuju kepembahasan di bawah ini kawan-kawan! Selamat membaca dan semoga bermanfaat!

www.pandaibelajar.com


MAKNA MUSIK DALAM TARI

A. Pengertian Musik Tari
   
  Tari dan musik merpakan dua hal namun memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun. Di dalam konteks ini yaitu seni pertunjukan tari, keberadaan unsur musik dalam seni pertunjukan tari memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan suatu warna tersendiri dan membantu karakter penyajian gerak untuk mnyampaikan pesan dari tarian tersebut dari para penari kepada para penonton yang menyaksikan pertunjukan tari tersebut. Selain dari pada itu, peran musik dalam tari juga mampu memberikan suatu penekanan nilai estetika terhadap makna gerak dan keindahan gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari atau dalam pertunjukan tari kepada khalayak ramai. Dalam penyajiannya tari khususnya tari-tarian tradisional, unsur musik sangat dominan dan kuat sehingga akan dapat membuat tari yang dibawakan lebih memiliki karakter penyajian yang telah disesuaikan sebelumnya dengan tema dan tujuan dari penyajian atau pertunjukan seni tari tersebut yang akan dipertontonkan atau dipertunjukan kepada masyarakat yang menyaksikan pagelaran tari tersebut.

 B. Jenis Musik dalam Tari

  Jenis-jenis musik yang terdapat pada tari-tarian, ada dua jenis musik yang terdapat dalam tari, yaitu musik internal dan juga musik eksternal. Pengertian dari musik internal adalah suatu kekompakan suara atau bunyi-bunyian yang berirama atau disebut dengan musik yang ditimbulkan atau dihasilkan dari dalam diri penari yang berpentas itu sendiri. Contohnya adalah, sebuah teriakan yang dilakukan oleh Sang penari, tepukan tangan dari penari, siulan seorang penari atau kelompok tari, nyanyian dari para penari yang pentas, dan juga lain sebagainya. Lalu, pengertian dari musik eksternal adalah suatu bunyi-bunyian yang berirama atau musik yang ditimbulkanatau dihasilkan dari luar diri penari yang ada saat pentas berlangsung. Musik eksternal yang dimaksud ini adalah seperti, gending-gending gamelan, perpaduan suara-suara yang ditimbulkan dari alat-alat musik atau benda-benda lainnya yang digunakan untuk musik tari yang bersatu padu menjadi iringan musik yang berima dan mempertegas karakter dari tari-tarian yang dipentaskan tersebut. Namun, juga tidak sedikit dalam penggarapan tarian karya baru atau kekinian menjadikan musik internal dan musik eksternal digunakan keduanya dalam satu garapan tari dan dipadukan secara bersamaan.

C. Fungsi Musik dalam Tari

  Seperti halnya telah dijelaskan di awal yaitu pada pengertian musik tari, suatu keberadaan karya musik dalam tari memiliki peran yang sangat penting untuk menujang tarian yang dipentaskan dalam memperkuat keutuhan dalam penyajian tari tersebut. Kedudukan dari karya seni musik itu sendiri tidak hanya mampu sebagai pengiring dalam tari-tarian yang dipentaskan tersebut saja, namun musik juga mampu berperan sebagai penguat suasana, karakter saat membawakan tarian, dan juga penekanan terhadap penyampaian dari makna dan tujuan gerak yang dipresentasikan oleh para penari atau yang dipertunjukan para penari dalam sebuah pentas kepada khalayak ramai ataupun masyarakat sekitar sebgai sasaran dari pertunjukan tari tersebut. 
  Keberadaan musik dalam tari merupakan suatu hal yang sangat penting. Peranan atau kedudukan musik dalam sebuah karya seni tari bukan sebagai pengiring, melainkan sebagai musik tari yang memiliki makna yang penting. dikarenakan hal itu, musik memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam tari, yaitu sebagai penguat gerakan tarian, sebagai pendukung gerakan dari para penari yang berpentas, dan sebagai pendukung suasana atau disebut juga dengan sebutan musik ilustrasi dalam tarian. Dilihat dari penampilan sebuah musik tari, jenis, dan cara penyusunan musik tari ini sangat beragam dan bervariasi. Di situ terdapat musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat musik tradisional saat mengiringi tarian, seperti gamelan. Selain dari itu, terdapat pula musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat nongamelan, perkusi, dan berbagai benda-benda lainnya yang dapat menimbulkan bunyi tertentu atau bunyi yang dikehendaki oleh pengiring musik yang mendukung karakter penari dan juga suasana dalam tarian atau bisa juga disebut dengan musik ilustrasi dalam suatu pentas atau pagelaran seni tari.

TEATER TRADISIONAL ASIA (Jenis-jenis, Makna, Simbol, dan Peran Teater Dunia, Teater Tradisioal Cina, Teater Tradisional Jepang, dan Teater Tradisional India)

Hallo!! Assalamalakim sahabat PandaiBelajar. Semoga kabar baik bagi kita semua yaa. Pada kesempatan kali ini, kami selaku admin akan membahas tentang Teater Tradisional Asia yang di dalam pembahasan kali ini ada beberapa subbagian yaitu, Teater Tradisional Cina, Teater Tradisional Jepang, Teater Tradisional India, Jenis-Jenis Teater Tradisional Asia, Makna Teater, Simbol Teater, dan juga Peran Teater Dunia. Langsung saja mari kita lihat pembahasan di bawah ini! 

www.pandaibelajar.com


TEATER TRADISIONAL ASIA

  Teater tradisional di Asia sangatlah banyak dan juga beragam. Di setiap negara di Asia memiliki teater tradisionalnya masing-masing dan juga dengan diperuntukan tidak hanya hiburan saja, tetapi ada juga untuk upacara kerjaan atau juga upacara peradatan di beberapa negara di Asia. Dari sekian banyak teater tradisional Asia di sini kami mengerucutkannya menjadi tiga yang terbesar yaitu, Teater Tradisioal Cina, Teater Tradisional Jepang, dan juga Teater Tradisional India.

A. Teater Tradisional Cina
  Salah satu dari sekian banyak teater tradisional yang berasal dari Cina adalah Opera Peking. Teater yang bernama Opera Peking ini merupakan salah satu Teater Tradisional yang terkenal di Cina. Teater ini menggabungkan antara perpaduan musik, tarian, nyanyian, pantomim dan juga akrobatik. Tetaer ini pertama kali dipertunjukan pada akhir abad ke-18 di Cina dan mulai disukai hingga popular pada pertengahan abad ke-19. Dalam teater ini tata rias dan tata busana mendesain busana tokoh-tokoh yang berperan dengan penuh warna dan juga sangat rumit. Gerakan-gerakan yang diperlakonkan dalam teater tradisional dari Cina ini cenderung simbolik dan juga sugestif. Lakon atau sumber-sumber cerita dair opera atau teater tradisional dari Cina ini berasal dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan terkadang dipadukan juga dengan cerita-cerita yang kekinian, atau bahkan mengangkat cerita-cerita yang masih baru atau kekinian di atas panggungnya. 
  Dalam perjalanannya, Teater Tradisional Cina ini atau yang disebut dengan Opera Peking terus mengalami perubahan-perubahan baik lakon atau pun penataan yang pada akhirnya berbuah dengan bentuk yang sekarang popular. Teater Tradisional Cina ini, berisi perpaduan dari banyak kesenian-kesenian yang beredar di China. Sama halnya dengan Teater Tradisional di Indonesia, Teater Tradisional Cina ini juga pada awalnya hanya diperankan oleh kaum lelaki. Sampai akhirnya, perempuan baru dipertunjukan main di Shanghai, pada tahun 1894. Opera Peking juga sangat berkembang pesat di Taiwan dan menarik minat banyak orang terutama turis, baik turis lokal maupun turis dari luar. 

B. Teater Tradisional Jepang

  Salah satu Teater Tradisional yang berasal dari Jepang adalah Kabuki. Sebagaimana halnya dengan teater tradisional Cina, tata rias dan juga tata busana pada teater tradisional Jepang ini juga sangat rumit  dan sulit. Pertunjukan teater tradisional asal Jepang ini (Kabuki) berbentuk campuran dari musik, tari-tarian, dan disertai dengan nyanyian. 
  Kata dari penamaan Kabuki ini berasal dari tiga suku kata yaitu, Ka yang berarti menyanyi, Bu yang artinya menari, Ki yang artinya keterampilan. Jadi jika disatukan makna dari arti kata tersebut adalah keterampilan bernyanyi dan juga menari. Kabuki sering juga diartikan sebagai seni menari dan menyanyi. Teater tradisional Jepang ini telah diturankan secara tradisi dari generasi ke generasi oleh masyarakat sekitar dan pendukung-pendukung lainnya. Dalam sejarah teater tradisional Jepang, Kabuki tidak banyak mengalami perubahan-perubahan yang besar dan mendetail. Hal ini sangat berbeda dengan teater-teater dari Barat, di mana pelaku lakon dan juga penonton dibatasi oleh lengkungan dari peoskenium, dalam tontonan teater tradisional Jepang ini pelaku, pelakon, dan juga penontonnya tidak diberi jarak dengan panggung pertunjukan sehingga para pelakon bisa berinteraksi langsung dengan para penonton yang menyaksikan pertunjukan secara langsung. Hal ini didukung dengan posisi panggung pertunjukan dari salah satu teater tradisional asal Jepang ini yang didesain menjorok ke arah penonton. 

C. Teater Tradisional India

  Jika pada zaman Yunani kuno salah satu tokohnya yaitu Aristoteles pada tahun 384 sebelum masehi - 322 sebelum masehi, menulis sebuah risalah yang berisi tentang ulasan puisi, tragedi, komedi, dan lain sebagainya. Maka jika di negara India pada tahun 1500 sebelum masehi, ada salah satu tokoh yang setara, Bharata Muni, yang menulis sebuah karya Natya shastra  yaitu, risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara, dan aktor yang ada saat itu bahkan sampai sekarang. Risalah tersebut berisi sebuah ulasan yang melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata busana, tata rias, properti, manajemen produksi, dan juga yang lain sebagainya. 
  Teater tradisional yang berasal dari India ini bermula dari bentuk narasi yang diekpresikan atau diimplementasikan melalui gerak berupa tarian dan juga suara berupa nyanyian. Sehingga pada perkembangannya gerak pelakon atau pelaku pada teater tradisional dari India didominasi oleh nyanyian dan juga gerakan berupa tari-tarian. Semua hal tersebut yaitu, tarin dan juga nyanyian merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain di dalam seni teater tradisional asal India tersebut. Sementara itu, alur cerita dan struktur perlakonan atau pelaku mengikuti alur dan struktur dari Mahabharata dan dari Ramayana, dengan bertemakan cinta dan juga kepahlawanan. 

Makna, Simbol, dan Peran Teater Dunia

  Teater di dunia berasal dari upacara keagamaan yang khusus ditujukan untuk kesuburan tanaman dan keselamatan masyarakat dalam perburuan-perburuan yang dilakukan. Kemudian setelah itu,  pada perkembangannya, menjadi pertunjukan yang dipertontonkan kepada khalayak ramai atau masyarakat sekitar daerah tradisi tersebut, ketika adegan perburuan itu diperagakan oleh kelompok masyarakat pendukungnya. Pada perkembangan selanjutnya, teater menjadi sarana untuk pengajaran dan hiburan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai moral, sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Begitu juga perkembangannya pada teater tradisional di Asia dan juga perkembangan teater tradisional di Nusantara. Lakon-lakon yang dapat disaksikan melalui Oedipus Sang Raja, Mahabharata, Ramayana, Romeo dan Juliet, Lutung Kasarung, Malin Kundang, dan lain sebagainya. Semua menceritakan nilai timbal balik baik-buruk, dimana masyarakat yang menontonnya bisa bercermin terhadap pertunjukan yang dipertontonkan berupa teater tersebut.





TEATER TRADISIONAL NUSANTARA (Jenis-jenis Teater Tradisional Nusantara: Lenong, Longser, Ketoprak, Ludruk, Arja, Kemidi Rudat, Kondobuleng, Dulmuluk, Randai, Makyong, Mamanda)

Hallo Assalamualaikum sahabat! Semoga selalu diberikan keberkahan oleh Allah Swt yaa sahabat, Aamiin! Oke, kali ini kita akan membahas tentang Teater Tradisional Nusantara. Telah diketahui dihampir semua kalangan masyarakat Indonesia bahwa kebudayaan yang ada di negara ini sangat melimpah, jika kita membahas masing-masing kebudayaan yang ada di Indonesia, maka akan sangat banyak bahasan kali ini, sehingga kali ini kami membahas tentang Teater Nusantara saja. Baiklah Pembahasan ini Mencakup tentang Teater Tradisional Nusantara, Jenis-jenis Teater Tradisional Nusantara yaitu, Lenong, Longser, Ketoprak, Ludruk, Arja, Kemidi Rudat, Kondobuleng, Dulmuluk, Randai, Makyong, Mamanda. Sebenarnya masih banyak lagi teater-teater yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, akan tetapi yang populer dan yang dibahas di bawah ini hanya sebelas (11) jenis teater saja. Oke, langsung saja simak dengan seksama pembahasan di bawah ini!

www.pandaibelajar.com


TEATER TRADISIONAL NUSANTARA

  Indonesia merupakan negara yang sangat kaya raya baik kekayaan alam maupun kekayaan budayanya, bahkan kaya juga dalam bidang kuliner yang beragam dengan cita rasa kelas dunia. Berbicara soal Indonesia pasti tidak akan ada habisnya, langsung saja kita kerucutkan ke pokok pembahasan yaitu Teater Tradisional Nusantara. 
  Kata Tradisional berasal dari kata Tradisi yang artinya yaitu, buah pikiran, kepercayaan, adat-istiadat, pandangan hidup yang ditentukan secara lisan serta turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kata tradisi sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata Tradition. 
  Yang dimaksud dengan teater Tradisional adalah bentuk sebuah tontonan bagi masyarakat sekitar yang diwariskan dari nenek moyang secara turun temurun kepada genereasi selanjutnya dalam hal ini tepatnya diturunkan kepada generasi selanjutnya. Dramawan sangat berupaya untuk mengaktualisasikan teater tradisional tersebut dengan konsep-konsep yang dirancang sedemikian rupa agar berkonsep kekinian, dan supaya tontonan yang disajikan tidak ada jarak yang jauh dengan penonton pada zaman sekarang.

Jenis-jenis Teater Tradisional Nusantara
  1. Lenong
    Lenong adalah salah satu jenis tradisional Betawi. Lenong terbagi menjadi dua bentuk yaitu, Lenong Denes dan Lenong Preman. Suguhan yang disajikan dari Lenong Denes yang berbentuk kerajaan dan lakonnya tentang raja-raja dan pangeran, pada saat ini di betawi sendiri sudah jarang dijumpai karena hampir tidak ada penerusnya dan tidak dapat diwariskan dengan baik karena pengaruh modernisasi pada kalangan muda masyarakat betawi. Pementasan Lenong Preman yang lakonnya tentang rakyat jelata, seperti yang kita kenal sekarang pada awalnya dimainkan semalam suntuk. Dikarenakan tuntutan zaman yang semakin pesat berkembang, maka terjadilah beberapa perubahan-perubahan di dalam Teater Preman ini. Salah satu perubahannya yaitu durasi diperpendek menjadi satu atau dua setengah jam saja paling lama dipertunjukan. Teater tradisional dari betawi lainnya adalah Topeng Betawi, Topeng Blantek, dan Jipeng (Jinong). Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berkaca pada sejarah, Lenong dipengaruhi juga dari teater bangsawan pada zamannya. 
  2. Longser 
    Longser merupakan salah satu teater tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Ada beberapa pendapat tentang asal mula dari kata Longser, salah satu pendapat tersebut mengatakan bahwa Longser berasal dari kata Melong yang artinya melihat, dan dari kata seredet yang artinya tergugah. yang diartikan dengan arti gabungan antara kedua kata tersebut bahwa siapa saja yang menontong pertunjukan longser hatinya akan tergugah. Sama halnya dengan teater tradional lainnya, Longser juga mempertontonkan suatu hal yang bersifat hiburan, jenaka, sederhana, dan yang pastinya mengibur kepada para penonton. Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karena longser tidak memerlukan dekorasi yang terlalu rumit. Penonton dapat menyaksikan pertunjukan Longser dengan duduk rapi secara melingkar. 
  3. Ketoprak
    Ketoprak merupakan teater tradisional yang paling populer di Jawa Tengah. Pada awalnya Ketoprak hanyalah permainan masyarakat desa ang sedang menghibur dirinya sendiri dengan cara menabuh lesung yang bertepatan pada bulan purnama yang disebut dengan Gejogan. Pada perkembangannya teater ini menjadi suatu bentuk kesatuan teater tradisional yang dapat menghibur penonton dengan lengkap. Pada awlnya dipertonttonkan teater tradisional ini disebut dengan Ketoprak Lesung, kemudian dengan disertakannya gendang, terbang, suling, nyanyian dan lakon yang menceritakan tentang kehidupan di pedesaan, maka terpenuhilah dan terlengkapi Teater Tradisional Ketoprak sebagaimna yang ada sekarang, teater ini pertama kali dipertunjukan sekitar tahun 1909-an. 
  4. Ludruk
    Ludruk merupakan teater tradisional yang berasal dari Jawa Barat yang pertunjukannya juga bertemakan dan bersifat kerakyatan. Pada awalnya teater tradisional ini berasal dari Jombang yang menggunakan bahasa jawa dialek Jawa Timuran. Pada perkembangannya Ludruk justru menyebar ke daerah barat, Keresidenan Medium, Kediri, hingga ke Jawa Tengah. Tokoh yang tampil menjadi masing0masing pemeran dalam pementasan Ludruk diperankan oleh laki-laki seluruhnya. Cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan Ludruk ini biasanya bertemakan tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuangan dalam melawan penindasan yang terjadi. 
  5. Arja 
    Arja merupakan salah satu teater tradisional yang sangat dikenal di Bali, sbenarnya teater tradisional di pulau Bali cukup banyak bentuk-bentuknya. Teater tradisional Arja ini juga bertemakan tentang kerakyatan. Penekanan pada pementaan teater tradisional ini menekankan pada tari-tarian dan nyanyi-nyanyian. Pada awalnya pementasan Arja dipentaskan oleh laki-laki, akan tetapi pada perkembangannya lebih banyak diperankan oleh wanita, karena ada penekanan pada tarian. Arja pada umumnya mengambil lakon dari Gambuh yaitu, lakon yang bertolak dari cerita Gambuh. Akan tetapi, dalam perkembangannya dimainkan juga oleh lakon dari Ramayana dan Mahabrata. Tokoh-tokoh yang muncul di dalam pementasan Arja ini adalah Melung (Inye, Condong) pelayan wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari, mantri dan lain lain. 
  6. Kemidi Rudat
    Kemidi Rudat adalah salah satu teater tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Pementasan Kemedi Rudat hampir mirip dengan tontonan pertunjukan teater di daerah-daerah lain. Pementasan teater tradisional Kemidi Rudat berbentuk drama, yang dikombinasikan dengan tati-tarian dan nyanyian. Dialog yang dibawakan dalam pementasan pun sering kali berbentuk syair dan nyanyi-nyanyian, serta pantun. Ada beberapa pendapat yang mengatakan Rudat berasal dari kata Rodat yang artinya berbaris-baris. Pementasan teater tradisional Kemidi Rudat ini terpengaruhi oleh bangsawan yang berlatar belakang kebudayaan melayu dan juga diringi dengan irama-irama yang bernuansa melayu. 
  7. Kondobuleng 
    Kondobuleng adalah teater tradisional yang berasal dari suku Bugis, Makassar. Kondobuleng berasal dari dua perpaduan kata yaitu, Kondo yang berarti bangau dan juga buleng yang berarti putih. Sehingga Kondobuleng berarti bangau putih. Pertunjukan kondobuleng mempunyai makna simbolis. Cerita yang disajikan sama seperti teater tradisional lainnya yaitu diperankan secara spontan dan banyak mengandung unsur simbolik yang menceritakan manusia dan burung bangau, ditambahkan pembawaan bergaya lelucon, banyolan yang dipadukan dengan gerak stilisasi. 
  8. Dulmuluk
    Dulmuluk ini merupakan teater tradisional yang asal mulanya dari daerah Palembang, Sumatera Selatan. Penamaan teater ini menjadi Dulmuluk diambil dari salah satu tokoh pemeran yang terdapat pada Hikayat Abdoel Moeloek. Nama lain dari teater tradisional Dulmuluk ini adalah Teater Indra Bangsawan. Teater ini juga menggunakan tari-tarian di dalam pementasannya dan juga disertai dengan nyanyian. Banyolan dan humor sangat dominan sekali dalam pementasan teater tradisional Dulmuluk. 
  9. Randai
    Teater tradisional Randai ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Teater tradisional ini bertolak dari sastra lisan yang disebut dengan Kaba yang artinya cerita. Kaba yang berbentuk Gurindam dan pantun didendangkan dengan diiringi dengan saluang, rabab, bansi, dan rebana. Pementasan ini ditampilkan dalam pola lingkaran atau melingkar berdasarkan gerak-gerak tari yang bertolak dari gerakan silat. Gerakn dari silat tersebut disebut juga dengan Gelombang. Cerita yang diangakat untuk pementasan randai ini adalah cerita  berupa cerita-cerita lisan legenda dan dongeng yang populer di kalangan masyarakat. Randai ini merupakan pertunjukan yang menggabungkan musik, nyanyian, tari, drama, dan dibumbui dengan gerakan bela diri silat. Teater tradisional ini biasanya dipertunjukan dalam rangka festival atu juga dalam rangka upacara adat Minangkabau.
  10. Makyong
    Teater tradisional Makong ini berasal dari pulau Mantang yaitu salahsatu pulau di daerah Riau.  Pada awalnya pementasan Makyong ini berupa tarian dan nyanyian saja, akan tetapi pada perkembangannya dicampurkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda-legenda, dan cerita-cerita kerajaan. Makyong sering sekali ditampilkan di istana-istana kerajaan karena pementasan Makyong ini digemari oleh bangsawan dan juga sultan-sultan kerajaan. Di dalam proses pertunjukan unsur yang dominan adalah unsur humor, taian, nyanyian, dan juga musik yang melantun. Tidak seperti teater tradisional lainnya yang dilakoni rata-rata oleh laki-laki, pementasan Makyong ini didominasi oleh pemeran peremuan, jika pemeran laki-laki muncul maka akan sealalu mengenakan topeng, sedangkan pemeran perempuan tidak memakai topeng.
  11. Mamanda
    Teater yang bernama Mamanda ini berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada awalnya sekitar tahun 1897, datanglah rombongan bangsawan Malaka ke daerah Banjarmasin yang mengangkat cerita yang bersumber dari syair Abdoel Moeloek, walaupun masyarakat Banjar sudah mengenal wayang, topeng, joget, hadrah, rudat, japin, akan tetapi rombongan bangsawan tersebut tetap mendapat tempat tersendiri di kalangan masyarakat sekitar. Pada perkembangannya nama bangsawan yang membawa teater ini diubah menjadi Badamuluk, lalu setelah itu berkembang lagi dengan sebutan Bamanda atau juga Mamanda. Kata Mamanda berasal dari kata Mama yang berarti paman atau pakcik dan juga dari kata Nda yang berarti terhormat. Sehingga Mamanda berarti Paman yang terhormat.

SENI TARI (Pengertian Tari, Fungsi Tari, Simbol Dalam Tari, dan Nilai Estetis Dalam Gerak Tari)

Hai, Assalamualaikum sahabat pandai belajar! Kali ini kami akan membahas tentang kesenian yang difokuskan pada Seni Tari yaitu, Seni Tari Tradisional dan Seni Tari Kreasi. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa sub judul yang akan dijabarkan yaitu, Pengertian Tari, Fungsi Tari, Simbol dalam Tari, dan Nilai Estetis dalam Gerak Tari. Langsung saja kita simak pembahasannya di bawah ini! 

www.pandaibelajar.com


         Setiap tari memiliki ragam gerak dasar yang dirangkai menjadi sebuah tarian. Gerak dasar tari terdiri dari unsur gerak kepala, tangan, badan atau kaki. Gerak dan sikap yang dilakukan dengan teknik yang tepat akan melahirkan rasa dalam melakukannya. Teknik dalam melakukan gerak yang tepat akan mempengaruhi kesatuan struktur gerak yang dibuatnya. Setiap tarian memiliki simbol dan jenis ragam gerak dasar untuk menjadikan ciri khas gerak pada tarian tersebut. Sehingga tarian tersebut memiliki nilai estetis yang tinggi untuk dapat dinikmati oleh penonton. Ragam gerak dasar yang berbeda antara tarian satu dengan yang lainnya akan menjadi ciri khas tersendiri, menghargai perbedaan tersebut dan mensyukurinya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan suku dan bangsa yang berbeda-beda. 

1. Pengertian Tari


       Tari sebagai salah satu cabang dari kesenian tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, tetapi tari juga dapat menunjang kepentingan kegiatan manusia. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya-budayanya yang di dalamnya termasuk seni tari-tarian, dari mulai seni tarian sederhana yang biasanya dari daerah-daerah pedalaman Indonesia sampai ke tarian-tarian yang rumit. Akan tetapi, semua tarian tradisional di Indonesia tetap memiliki unsur keindahan dan ciri khasnya masing-masing, semua tarian-tarian tersebut disebut juga dengan Seni Tari. Seni Tari adalah salah satu cabang dari seni atau kesenian yang dilakoni oleh seorang penari atau sekelompok penari dengan menggunakan tubuh sebagai media utama yang direalisasikan melalui gerakan-gerakan. Gerak merupakan elemen terpenting di dalam tari yang terdapat unsur ruang, waktu, dan tenaga. Pengertian Tari sendiri diartikan secara universal dan dinikmati oleh siapa saja tanpa ada syarat tertentu. 
       Gerakan dari tari itu sendiri sangat beragam. Setiap tarian pasti memiliki keunikan atau ciri khas gerakannya masing-masing. Gerak dalam tarian dapat diperoleh dari eksplorasi dengan cara proses berpikir, berimajinasi, mersakan dan merespon suatu objek melalui panca indera. Oleh sebab itu, gerakan dalam tari dapat dikembangkan dan dikreasikan sesuai personal masing-masing, gerakan-gerakan yang dikembangkan dan dikreasikan tersebut disebut dengan Tari Kreasi. Gerak yang baku lalu dikembangkan menjadi gerakan tari kreasibaru akan diperoleh dari hasil eksplorasi gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan oleh seorang penari atau sekelompok penari dengan melalui rangsangan imajinasi sehingga terjadilah respon gerakan yang spontan lalu diolah menjadi gerakan-gerakan yang indah. 
     
2. Fungsi Tari
     
       Pada hakikatnya semua aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun tari sebagai salah satu cabang kesenian juuga tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya saja, tetapi juga dapat menunjang kepentingan kegiatan-kegiatan yang manusia lakukan. 
        Semua tarian-tarian Indonesia (tradisional) pasti memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Berdasarkan fungsinya tarian-tarian di Indonesia dapat dibagi menjadi empat yaitu, sebagai berikut.

  • Tari sebagai sarana upacara : Tari-tarian ini khusus dipergunakan atau difungsikan sebagai sarana uacara terutama upacara adat istiadat, biasanya gerakan-gerakan yang dipertontonnkan merupakan gerakan yang baku.
  • Tari sebagai hiburan : Tari-tarian ini khusus difungsikan untuk saran hiburan atau unutk menghibur para penonton, biasanya gerakan-gerakan yang ditampilkan adalah gerakan yang memanjakan para penonton atau disebut juga dengan ttarian kreasi. 
  • Tari sebagai sarana pertunjukan atau tontonan : Tari-tarian yang ditampilkan hampir sama dengan fungsi tari sebagai hiburan.
  • Tari sebagai media pendidikan : Selain fungsi-fungsi di atas tari-tarian juga dapat digunakan sebagai media pendidikan, di mana terdapat unsur mendidik dalam tari-tarian yang hendak disampaikan kepada audien. 
  3. Simbol dalam Tari


       Gerakan-gerakan di dalam tari mengandung tenaga atau energi yang ditampilkan oleh para penari yang mencakup ruang dan waktu. Manusia dalam mengungkapkan segala perasaan marah, kecewa, takut, senang, akan terlihat pada perubahan-perubahan yang ditampilkan melalui gerakan-gerakan anggota tubuh. Gerak berasal dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan menghasilkan dua jenis gerakan yang berbeda dalam tarian yaitu, gerak murni dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah kesatuan dalam tari-tarian. 
       Sebagaimana sama dengan jenis kegiatan seni lain tari juga merupakan ekspresi jiwa, oleh karena itu, di dalam gerakan tari-tarian mengandung maksud-maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari kepada para audien atau yang menyaksikan tarian tersebut. Dari maksud-maksud gerakan tersebut diharapkan pesan-pesan yang hendak disampaikan dapat dirasakan oleh manusia. Maksud atau simbol tari dalam gerakan yang dapat dimengerti atau bersifat abstrak yang sulit untuk dimengerti masih tetap dapat dirasakan keindahannya. 

4. Nilai Estetis dalam Gerak Tari

   Estetis atau biasa juga dikenal dengan estetika diartikan keindahan atau indah yang akan memunculkan suatu nilai seni yang layak dipertontonkan terhadap khalayak ramai. Keindahan -keindahan yang muncul dalam seni tari akan berbeda setiap individu karena pemahaman keindahan untuk setiap orang berbeda-beda berdasarkan pengalaman yang dialami oleh masing-masing individu tersebut. 
   Nilai estetis di dalam gerakan tari merupakan kemampuan dari gerakan-gerakan tari untuk menghasilkan suatu pengalaman yang estetis. Setiap gerakan di dalam suatu tarian pasti memiliki nilai estetis tersendiri. Maka estetis itu sendiri muncul dikarenakan terjadi proses hubungan antara benda (karya lain) dan pikiran-pikiran orang yang mengamati atau menikmati suatu tarian yang ditampilkan. 
     Masing-masing gerakan pada setiap daerah mempunyai ciri khas atau keunikannya masing-masing dan tidak pula terlepas dari berbagai pengaruh misalnya pengeruh dari kebudayaan yang ada pada sekitar daerah terbentuknya tarian itu sendiri. Genre pada suatu daerah juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam melihat nilai estetis suatu gerakan tari. Jenis tari berdasarkan penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.